Social Icons

facebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Monday, January 5, 2015

KISAH PEKERJA YANG JUJUR


- Pekerja kebun delima tetapi tak pernah merasa buah delima -

Subhanalloh...Dari upaya yang maksimal ini Lahirlah sifat Muroqobah (merasa di awasi Alloh) sekalipun dalam sendirian.

Saudaraku...Aku haturkan sebuah kisah yang menakjubkan.Inilah kisah indah percintaan seorang tabi’in mulia.Namanya Mubarak.Dulu, Mubarak itu seorang hamba. Tuannya memerdekakannyakerana keluhuran pekerti dan kejujurannya.

Setelah merdeka ia bekerja pada seorang kaya raya yang memiliki kebun delima yang cukup luas. Ia bekerja sebagai penjaga kebun itu. Keramahan dan kehalusan tutur sapanya, membuatnya disenangi semua temannya dan penduduk di sekitar kebun.

Suatu hari pemilik kebun itu memanggilnya dan berkata: “Mubarak, tolong petikkan buah delima yang manis dan masak!”

Mubarak seketika itu bergegas ke kebun. Ia memetikkan beberapa buah dan membawanya pada Tuannya.Ia menyerahkan pada Tuannya.

Majikannya mencuba delima itu dengan penuh semangat. Namun apa yang terjadi, ternyata delima yang dipetik Mubarak rasanya masam dan belum masak. Ia mencuba satu persatu dan semuanya tidak ada yang manis dan masak..

Pemilik kebun itu gusar dan berkata: ”Apakah kau tidak dapat membedakan mana yang masak dan yang belum masak? Mana yang manis dan mana yang masam?”“Maafkan sayaTuan, saya sama sekali belum pernah merasakan delima. Bagaimana saya boleh merasakan yang manis dan yang kecut,” jawab Mubarak.

“Apa? Kamu sudah sekian tahun bekerja di weesini dan menjaga kebun delima yang luas yang telah berpuluh kali berbuah dan kau katakan belum merasakan delima. Kau berani berkata seperti itu!” Pemilik kebun itu marah merasa dipermainkan.

“Demi Allah Tuan, saya tidak pernah memetik satu butir buah delima pun. Bukankah anda hanya memerintahkan saya menjaganya dan tidak memberi izin pada saya untuk memakannya?” lirih Mubarak.

Mendengar ucapan itu pemilik kebun itu tersentak. Namun ia tidak langsung percaya begitu saja. Ia lalu pergi bertanya kepada teman-teman Mubarak dan tetangga disekitarnya tentang kebenaran ucapan Mubarak. 

Teman-temannya mengakui tidak pernah melihat Mubarak makan buah delima. Juga tetangganya.Seorang temannya bersaksi: “Ia seorang yang jujur, selama ini tidak pernah berbohong. Jika ia tidak pernah makan satubuah pun sejak bekerja disini bererti itu benar.

”Kejadian itu benar-benar menyentuh hati sang pemilik kebun. Diam-diam ia kagum dengan kejujuran pekerjanya itu. Untuk lebih meyakinkan dirinya, ia kembali memanggil Mubarak:

“Mubarak, sekali lagi, apakah benar kau tidak makan satu buah pun selama menjaga kebun ini?”“Benar Tuan.”“Berilah aku alasan yang boleh aku terima!”“Aku tidak tahu apakah Tuan akan menerima penjelasanku apa tidak. 

Saat aku pertama kali datang untuk bekerja menjaga kebun ini, Tuan mengatakan tugas saya hanya menjaga. Itu AKAD nya.Tuan tidak mengatakan aku boleh merasakan delima yang aku jaga. Selama ini aku menjaga agar perutku tidak dimasuki makanan yang syubhat apalagi haram. Bagiku kerana tidak ada izin yang jelas dari Tuan, maka aku tidak boleh memakannya.”

“Meskipun itu delima yang jatuh di tanah, Mubarak?” “Ya, meskipun delima yang jatuh ditanah. Sebab itu bukan milikku, tidak halal bagiku. Kecuali jika pemiliknya mengizinkan aku boleh memakannya.

”Kedua mata pemilik kebun itu berkaca-kaca.Ia sangat tersentuh dan terharu. Ia mengusap air matanya dengan sapu tangan dan berkata, “Hai Mubarak, aku hanya memiliki seorang anak perempuan. Menurutmu aku mengahwinkannya dengan siapa?

”Mubarak menjawab:“Orang-orang Yahudi mengahwinkan anaknya dengan seseorang kerana harta. Orang Nasrani mengahwinkan kerana keindahan.Dan orang Arab mengahwinkan kerana nasab dan keturunannya. Sedangkan orang Muslim mengahwinkan anaknya pada seseorang kerana melihat iman dan taqwanya.

Anda tinggal memilih, mahu masuk golongan yang mana? Dan kahwinkanlah puterimu dengan orang yang kau anggap satu golongan denganmu.

”Pemilik kebun berkata: ”Aku rasa tak ada orang yang lebih bertakwa darimu.”Akhirnya pemilik kebun itu mengahwinkan puterinya dengan Mubarak. 

*Kredit untuk Ibu Hamidah, copy paste dari Whattssapp.

0 comments:

Post a Comment